Statistik inferensial adalah
teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kesamaan
antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang akan didapat
pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik inferensial membantu peneliti
untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu sampel dapat
digeneralisasi pada populasi. Sejalan dengan pengertian
statistik inferensial menurut Creswell, Muhammad Nisfiannoor berpendapat bahwa
statistik inferensial adalah metode yang berhubungan dengan analisis data pada
sampel untuk digunakan untuk penggeneralisasian pada populasi. Penggunaan
statistic inferensial didasarkan pada peluang (probability) dan sampel yang
dipilih secara acak (random). 
Konsep Statistik Inferensial yaitu;
1.   Standard Error
Peluang setiap sampel sangat identik dengan populasinya sangat
kecil (nill) meskipun inferensi populasi didapat dari informasi sampel. Penerapan random
sampling tidak menjamin karakteristik sampel sama persis dengan
populasi. Variasi prediksi antara mean disebut sampling error. Sampling
error ini tidak bisa dihindari dan ini bukan kesalahan peneliti. Yang
menjadi persoalan adalah apakah error
tersebut semata-mata hasil sampling error
atau merupakan perbedaan yang bermakna yang akan pula ditemukan pada populasi
yang lebih besar.
Ciri standard error adalah bahwa error yang terjadi biasanya
berdistribusi normal yang besarnya berbeda-beda dan error tersebut cenderung
membentuk kurva normal yang menyerupai lonceng. Faktor
utama yang mempengaruhi standard error
adalah jumlah sampel. Semakin banyak sampelnya, semakin kecil standard  errornya. Ini
menunjukkan bahwa sampel penelitian semakin akurat bila banyak sampelnya.
Faktor utama yang mempengaruhi standard error adalah
jumlah sampel. Semakin banyak sampelnya, semakin kecil standard
error meannya yang berarti bahwa semakin kecil standard error-nya,
semakin akurat mean sampel untuk dijadikan estimator untuk mean populasinya.
2.   Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah proses pengambilan keputusan dimana
peneliti mengevaluasi hasil penelitian terhadap apa yang ingin dicapai
sebelumnya. Misalnya, kita ingin menerapkan program baru dalam pelajaran
membaca. Pada rencana penelitian dikemukanan hipotesis penelitian yang
memprediksi perbedaan skor siswa yang menjalani program baru tadi dengan
proglam lama, dan hipotesis nol, yang memprediksikan skor kedua kelompok tidak
akan berbeda. Setelah data dihitung mean dan standar deviasinya dan hasilnya
menunjukkan skor siswa dengan program baru lebih tinggi (berbeda secara
signifikan) daripada siswa yang mengikuti program lama, maka hipotesis
penelitian diterima dan hipotesis nol ditolak. Yang berarti bahwa program baru
tersebut efektif untuk diterapkan pada program membaca. Intinya, pengujian
hipotesis adalah proses evaluasi hipotesis nol, apakah diterima tau ditolak. 
3.   Uji Signifikansi
Uji signifikansi  adalah cara mengetahui adanya
perbedaan antara dua skor. Signifikansi merujuk pada tingkat statistik dari
probabilitas dimana dengannya kita bisa menolak hipotesis nol. Uji signifikansi
dilakukan dengan menentukan tingkat probabilitas praseleksi yang dikenal dengan
tingkat signifikansi (α). Tingkat probailitas ini dijadikan dasar untuk menolak
atau tidak menolak hipotesis nol. Standar yang digunakan umumnya 0,05
kesempatan (5 dari 100). Adapula yang menggunakan 0.01. Semakin kecil nilai
probabilitasnya, semakin kecil pula kemungkinan temuan tersebut diperoleh
karena disebabkan oleh peluang. 
Jenis-jenis Statistik
Inferensial
Terdapat dua jenis statistik
inferensial:
1.   Statistik Parametrik; yaitu teknik yang
didasarkan pada asumsi bahwa data yang diambil mempunyai distribusi normal dan
menggunakan data interval dan rasio. 
a.   Uji-t
Uji-t digunakan untuk menentukan apakah 2 kelompok
skor memiliki perbedaan yang signifikan di tingkat probabilitas pilihan.
Contohnya, Uji-t dapat digunakan untuk membandingkan skor membaca
pada laki-laki dan skor membaca pada perempuan di sekolah A. Strategi dasar
Uji-t adalah membandingkan perbedaan nyata antara mean kelompok (X1-X2)
menentukan apakah ada perbedaan yang diharapkan berdasarkan peluang.
Uji-t terdiri dari:
Uji-t untuk sampel independen digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan
antara dua sampel independen. Sampel independen ditentukan tanpa adanya
pemadanan jenis apapun. Uji-t untuk sampel non-independen digunakan
untuk membandingkan dua kelompok terpilih berdasarkan beberapa kesamaan. Uji
ini juga digunakan untuk membandingkan performansi kelompok tunggal
dengan pretest dan posttest atau dengan dua
perlakuan berbeda.
b.   Analisis Varians (ANOVA)
Dalam Educational Research (2008), Cresswell mengartikan ANOVA
sebagai teknik statistik yang digunakan untuk perbedaan yang ada pada lebih
dari dua kelompok data. Adapun jenis analisis varians, yakni:
1.   ANOVA sederhana (satu arah) digunakan untuk
menentukan apakah skor dari dua kelompok atau lebih memiliki perbedaan secara
signifikan pada tingkat probabilitasnya. Misalnya,  pengukuran
prestasi siswa berdasarkan tingkat ekonominya (tinggi, sedang, dan rendah),
dimana tingkat ekonomi sebagai variabel kelompok dan tingkat ekonomi sebagai
variabel dependennya.
2.   Multi comparison adalah pengujian
yang melibatkan perhitungan bentuk istimewa dari uji-t. Setiap kali uji
signifikansi dilakukan, tingkat probabilitasnya kita terima. Misalnya, kita
setuju kalau hasil yang akan didapatakan muncul hanya 5 kali kesempatan pada
setiap 100 sampel. Hasil tersebut dikatakan bermakna dan bukan sekedar karena
peluang semata.
3.   ANOVA Multifaktor
Seperti pembahasan kelompok sebelumnya, desain factorial digunakan
untuk meneliti dua variabel bebas atau lebih serta hubungan di antara variabel
tersebut, maka ANOVA multifaktor adalah jenis analisis statistik yang paling
sesuai. Hasilan alisisnya adalah rasioF terpisah untuk setiap
variabel bebas dan satu rasio F untuk interaksi. Misalnya,
kita ingin mengetahui apakah gender dan tingkat ekonomi (tinggi, sedang, dan
rendah) mempengaruhi prestasi mahasiswa. ANOVA multifaktor memungkinkan kita
untuk menghitung kedua variabel bebas (gender dan tingkat ekonomi) dan variabel
terikat (prestasi; IPK, skor bahasa, skor matematika, dsb)
4.   Analysis of Covariance (ANCOVA)
Analisis ini model ANOVA yang digunakan dengan cara berbeda dimana
variabel bebas dihitung dengan memperhatikan rancangan penelitian. Bila
penelitian memiliki 2 variabel bebas atau lebih, maka uji jenis inilah yang
cocok digunakan melalui dua cara yakni: (1) sebagai teknik pengendalian variabel
luar (extraneous variable) serta sebagai alat untuk meningkatkan kekuatan uji
statistik. ANCOVA bisa digunakan pada penelitian kausal komparatif maupun
penelitian ekperimental yang melibatkan kelompok yang sudah ada dan kelompok
yang dibentuk secara acak, dan (2) ANCOVA digunakan untuk memperkuat uji
statistic dengan memperkecil varians dalam kelompok (error). Kekuatan yang
dimaksudkan adalah kemampuan uji signifikansi untuk mengenali temuan riset
sebenarnya, yang memungkinkan penguji menolak hipotesis 0 (nol) yang salah. 
c.   Regresi Jamak
Regresi jamak digunakan pada data berbentuk rasio dan interval.
Regresi jamak menggabungkan variabel yang diketahui secara terpisah untuk
memprediksi (misalnya, hubungan antara) criteria dalam persamaan (rumus) prediksi
atau dikenal dengan  Multiple Regression Equation. Regresi
jamak merupakan prosedur analisis untuk penelitian eksperimental, kausal
komparatif, dan korelasional karena teknik ini tidak hanya untuk menentukan
apakah ada hubungan antar variable tetapi juga untuk mengetahui besar (kuatnya)
hubungan tersebut. Salah satu jenis regresi jamak adalah step-wise
analysis yang memungkinakn kita memasukkan atau mengeluarkan variabel
utama (predicator) ke dalam persamaan regresi tahap demi tahap. Regresi
jamak juda menjadi dasar analisis jalur yang bertujuan untuk mengidentifikasi
tingkat interaksi variabel utama satu sama lain dan berkontribusi pada variabel
terikat.  Sementara dalam Emzir (2011)
dikatakan bahwa regresi jamak merupakan perluasan dari regresi dan prediksi
sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kekuatan prediksi akan semakin
terdukung dengan penambahan variabel. 
d.   Korelasi
Menurut Cohen, dkk., Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui
tiga hal pada dua variabel atau dua set data. Pertama, “Apakah ada hubungan
antara dua variabel atau set data”. Bila jawabannya “ya”, maka dua hal
berikutnya perlu kita cari yakni; “Bagaimana arah hubugan tersebut”; dan “Apa
yang menjadi ukurannya?” Hubungan yang dimaksudkan adalah kencenderungan dua
variabel atau set data berbeda secara konsisten. Dalam Solusi
Mudah dan Cepat Menguasai SPSS 17.0 unruk Pengolahan Data Statistik (Wahana
Komputer, 2009) dikatakan analisis korelasi dilakukan untuk menunjukkan
keeratan hubungan kausal antara variabel-variabel. Jenis-jenis analisis
korelasi, yaitu: Korelasi sederhana, yaitu , korelasi parsial, dan uji distance. 
2.   Statistik Non-parametrik
Statistik nonparametrik adalah jenis statistic inferensial yang
tidak mengharuskan data berdistribusi normal dan jenis data yang digunakan
adalah data nominal dan ordinal. 
Sumber :
Cohen, Luis dkk. Research Method in Education. Sixth Edition.
Routledge, New York. 2007.
Cresswell, John W. Educational Research. Third Edition. New
Jersey: Pearson Education, Inc. 2008.
Emzir, Prof. DR., M.Pd. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif
dan Kualitatif. Rajawali Press. Jakarta. 2011
Spiegel, Murray R. dan Larry J. Stephens. Statistik. Edisi Ketiga.
(Terjemahan oleh Wiwit Kastawan ST, MT, M.Sc dan Irzam Harmein, ST). Erlangga.
Jakarta. 2007
Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu
Sosial. Salemba Humatika. Jakarta. 2009.
Wahana Komputer. Solusi Mudah dan Cepat Menguasai SPSS 17.0 unruk
Pengolahan Data Statistik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2009.
Penulis : Haslinda, Prodi Statistika Angkatan 2015 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar
Jabatan : Staf Bidang Sosial Komunikasi HIMASTAT FMIPA
UNM Periode 2017-2018
Komentar
Posting Komentar