Sebelum melakukan analisis data, kita perlu
mengetahui tipe dari data yang akan kita analisis. Hal ini mempengaruhi metode
statistika apa yang sesuai untuk data tersebut. Statistika, secara umum
mengenal beberapa tipe data, yaitu:
- Rasio.Merupakan tingkatan tipe data tertinggi. Disebut paling tinggi karena fleksibilitasnya dipandang dari sisi matematis. Ciri-ciri tipe data rasio adalah memiliki satuan, misal: cm, kg, km, dB, inchi, Rupiah, dll. Dengan demikian, 10 satuan bila dibandingkan dengan 1 satuan berarti 10 kali. Jadi, 10 km berarti 10 x 1 km. Bila asumsi kenormalan data terpenuhi, tipe data rasio sangat layak dianalisis menggunakan metode statistika parametrik. Ringkasannya adalah sebagai berikut:
 
·   memiliki satuan
·   dapat dibandingkan, misal: 10 km berarti 10
kalinya 1 km
·  memiliki nilai nol mutlak, yaitu: nilai nol
berarti tidak ada. Misal: 0 kg berarti tidak ada 
   bobot
·    memiliki sifat tingkatan, yaitu: angka 10
berarti lebih tinggi/lebih banyak dari angka 1
·   dapat dikenai operasi aritmatika, misal:
tambah, kali, bagi, kurang, pangkat, dll.
·   cocok
untuk metode statistika parametrik dan nonparametrik
Contoh: data tinggi badan,
data kecepatan akses memori komputer, data perubahan nilai tukar rupiah
terhadap US Dollar, dll.
- Interval.Setingkat di bawah rasio, tipe data interval tidak bisa dibandingkan sesederhana pada data rasio. Misal, pada data suhu suatu zat menggunakan satuan Celcius. Suhu 10C tidak berarti 10 kalinya suhu 1C. Hal ini disebabkan karena data interval tidak memiliki nilai nol mutlak. Artinya, 0C bukan berarti tidak ada suhu. Nol derajat hanyalah lambang angka untuk suatu tingkatan suhu tertentu. Ringkasannya adalah sebagai berikut:
 
·  memiliki satuan
· angka-angkanya tidak dapat dibandingkan,
yaitu misal angka 10 tidak berarti 10 kalinya 
  angka 1 data interval
·  tidak memiliki nilai nol mutlak, yaitu angka
nol bukan berarti ‘tidak ada’
·  memiliki sifat tingkatan, yaitu misal: angka
10 berarti lebih tinggi/lebih banyak dari angka 1
· memiliki jarak antar angka yang sama, yaitu
misal: pada kuesioner yang menggunakan skala Likert, jika ‘Sangat Setuju’
diberi lambang angka 5, ‘Setuju’ dilambangkan angka 4, ‘Ragu-ragu’ dilambangkan
3, ‘Tidak Setuju’ dilambangkan 2, dan ‘Sangat Tidak Setuju’ dilambangkan 1.
Maka jarak antar preferensi (kesetujuan atau ketidaksetujuan) adalah sama,
yaitu: 1. Jarak antara ‘Sangat Setuju’ dengan ‘Setuju’ adalah 5-4=1. Jarak
antara ‘Setuju’ dengan ‘Tidak Setuju’ adalah 4-2=2 karena melewati ‘Ragu-ragu’,
dst.
· dapat dikenai operasi aritmatika, tambah, kurang,
bagi, dll.
·  cocok untuk metode statistika parametrik
maupun nonparametrik
Contoh: data suhu, data
yang diperoleh dari skala Likert, dll.
- Ordinal.Merupakan tipe data level 3, yaitu di bawah Interval. Tipe data ini digunakan untuk klasifikasi. Namun tipe data ini memiliki tingkatan. Misalnya, pada kuesioner untuk jenjang pendidikan: SD = 1, SMP=2, SMA=3 dan PT=4. Angka4 berarti lebih tinggi dari angka 1. Dengan demikian jika menggunakan data ordinal dalam kasus ini, jenjang pendidikan dapat diklasifikasikan/dibedakan dengan angka dan bersifat memiliki tingkatan. Ringkasannya adalah sebagai berikut:
 
·   tidak memiliki satuan
·   digunakan untuk pengklasifikasian pada suatu
observasi
·   memiliki sifat tingkatan
·  jika digunakan, tidak perlu harus memiliki
jarak yang sama. Misal untuk kuesioner pada jenjang pendidikan, boleh saja SD
dilambangkan 1, tapi SMP dilambangkan 3, SMA dilambangkan 4 dan PT dilambangkan
5. Walaupun jarak angka antara SD ke SMP tidak sama dengan jarak antara SMP ke
SMA, hal ini sah-sah saja asal tetap konsisten dalam hal tingkatan angka. Tidak
boleh jika: SD = 1, SMP=4, SMA=3, PT=4 karena jenjang SMA lebih tinggi dari
SMP. Seharusnya lambang untuk SMA menggunakan angka yang lebih besar untuk SMP.
·  tidak dapat dikenai operasi aritmatika
·  cocok untuk metode statistika nonparametrik
4. Nominal.
Nominal adalah tingkatan data paling rendah di dalam statistika. Ringkasannnya
adalah sebagai berikut:
·  tidak memiliki satuan
·  tidak memiliki tingkatan, artinya angka 2
tidak berarti lebih besar dari 1.
· hanya sebagai klasifikasi saja, misal untuk
kuesioner jenis kelamin. Jika ‘Pria’ = 1 dan ‘Wanita’ = 2, bukan berarti jenis
kelamin wanita memiliki tingkatan lebih tinggi hanya karena dilambangkan dengan
angka 2 dibandingkan pria. Ini hanya masalah klasifikasi saja, hanya membedakan
saja dari yang lainnya.
·  tidak dapat dikenai operasi aritmatika
·   cocok untuk metode statistika nonparametrik
Penulis : Sulaeman Nurman Statistika Angkatan 2015
Jabatan : Pengurus HIMASTAT FMIPA UNM Periode 2017-2018
Komentar
Posting Komentar